Selasa, 15 Maret 2011
Sejarah Singkat MAPALA HIMALAYA STAIN Tulungagung
Jauh sebelum MAPALA HIMALAYA lahir, satu-satunya Gerakan Pecinta Alam STAIN Tulungagung (IAIN pada waktu itu) adalah GEMA CITA (Gerakan Pecinta Alam) pada tahun 80-an telah dirintis oleh para senior aktivis kegiatan kampus. Dalam partisipasinya melibatkan para tokoh-tokoh Senat Mahasiswa, Pramuka, Menwa, dan LKM lain.
Kemudian dalam melaksanakan programnya mereka selalu eksis dalam keberadaanya. Kegiatan yang berskala besar diadakan secara continuitas yaitu setiap 3 (tahun) sekali, dan kegiatan tersebut dinamakan BALASTA. Dalam pelaksanaannya selalu melibatkan seluruh organisasi intra kampus.
Pada tahun 1993-1994 para generasi penerusnya mengalami keretakan yang mengakibatkan GEMA CITA sepenuhnya milik Senat Mahasiswa dan Pramuka, serta yang lainnya harus merelakan walaupun dengan kecewa. Akan tetapi dalam perkembangannya, anggota pramuka banyak yang memiliki potensi dalam bidang Pecinta Alam, maka Organisasi Pecinta Alam (OPA) oleh Senat Mahasiswa diserahkan pada pramuka pada tahun 1995, maka terbentuklah GEMA PETA (Gerakan Pramuka Pandega Pecinta Alam).
Pada tahun 1999 ditubuh GEMA PETA mulai mengalami guncangan, puncak dari guncangan atau gejolak anggota yang ingin OPA di STAIN terwujud pada tanggal 14 Maret 2000. mahasiswa yang mempunyai kemampuan, minat, potensi, serta bakat tentang Kepecinta Alaman mulai merintis untuk membentuk OPA.
Para perintis tersebut adalah: Arzuk Fanani (Blitar), Abdul Rouf (Blitar), Supriono/Kawok (Ngantru), Masruki (Kediri), Komari (Sumatra), Siti Niswatun Hasanah (Lamongan), Futhiatul Muna (Blitar), Ririn, Khusna, Marfu’ Qosidana (Tulungagung), A. Hudan buana (Tulungagung), dengan cara mendelegasikan anggota mencari informasi tentang system pengelolaan OPA di Perguruan Tinggi, mengadakan polling kepada birokrasi berserta jajarannya dan kepada mahasiswa tentang pembentukan OPA di STAIN Tulungagung, yang ditanggapi dengan positif dan antusias. Pada tahun 2000 kita lebih banyak mengadakan kegiatan yang mengundang masa, seperti: Peringatan hari bumi reboisasi, memperingati hari lingkungan hidup sedunia, sumbangan air ke Pucanglaban, Pendakian Kemerdekaan, pendakian, DIKLAT SAR, dll.
Pada tahun 2001, tepatnya tanggal 1 Mei 2001 terbentuklah MAPALA HIMALAYA, yang sebelumnya sempat mengalami beberapa kali perubahan nama, diantaranya: MAPALIOK, GEMAS CINTA, MAPASTA, RAKSA BUANA, MAPALA SURYA, dll. Pada bulan suro 2001 mengadakan pendakian Gunung Lawu (Madiun) sekaligus Deklarasi Perintisan terus dilakukan dan menunjuk Ahmad Hudan Buana sebagai coordinator atau Ketua dan Anggotanya: Futihatul Muna, Siti Mu’aromah, Nur Fatihah, Nur Imamah, Alfa, Salim, Isna, Fitri Nur, Suyitno, A. Flamdani, Budi Muslihah, Anis Fillaili, Kunik Masruroh, Nur Asiyah, Siti Mahmudah, Yulfa Nadiroh, Ibnu Sholeh, Abdul Aziz, Neni Rahmati, Nur Khafidoh, Sofarul Mubarok, Sugeng Wahyudi. Untuk menunjukkan kepada seluruh civitas akademika kampus STAIN Tulungagung, maka HIMALAYA mengadakan pembentukanMUSANG, melengkapi kepengurusan dan DIKLAT SAR I, yang puncaknya mengadakan Deklarasi dan dismaulidiyah pada tanggal 26 Maret 2003.
MAPALA HIMALAYA tidak mengobral janji, tetapi akan berusaha semaksimal mungkin untuk meyalurkan dan menfasilitatori seluruh mahasiswa dan anggotanya, dalam mengembangkan bakat, minat serta potensi yang ada pada mahasiswa atau anggota, melalui segala macam cara kekeluargaan serta kebersamaan yang selamanya akan selalu kita jaga dan pertahankan bersama, sesuai dengan cita-cita dan tujuan MAPALA HIMALAYA di dirikan. Demikian sejarah singkat MAPALA HIMALAYA semoga dapat bermanfaat bagi generasi MAPALA HIMALAYA sebagai refleksi keberadaannya dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Kede Etik Pecinta Alam
KODE ETIK PECINTA ALAM
> PECINTA ALAM INDONESIA SADAR, BAHWA ALAM BESERTA ISINYA ADALAH CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA.
> PECINTA ALAM INDONESIA SADAR, AKAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP TUHAN, BANGSA DAN TANAH AIR.
> PECINTA ALAM INDONESIA SADAR, BAHWA SEGENAP PECINTA ALAM ADALAH SAUDARA, SEBAGAI MAKHLUK HIDUP MENCINTAI ANUGERAH TUHAN YANG MAHA ESA.
Sesuai dengan hakikat di atas, maka kami dengan segenap kesadaran menyatakan sebagai berikut :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber daya alam sesuai dengan kebutuhan.
3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air.
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta mengargai manusia sesuai hakikat dan martabatnya.
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan sesama pecinta alam sesuai dengan azas dan tujuan pecinta alam.
6. Berusaha saling membantu dan saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air.
7. Selesai.
Dilaksankan dalam Forum Gladian IV
Ujung Pandang, 29 Januari 1974
Pukul 01.00 WITA
Langganan:
Postingan (Atom)